Rabu

Tukang Bakso

Pagi yang cerah,di sebuah desa Siliwangi ada seorang penjual bakso.yang bernama Pak Edi, Pak Edi termasuk orang yang sabar, beliua mempunyai istri dan 3 anak. Setiap hari Pak Edi berjualan bakso, meskipun 1 (satu) hari belum tentu mendapat uang Rp. 100.000,00 tapi pekerjaan pak Edi setiap hari hanyalah menjual bakso untk menafkahi istri dan 3 anaknya. Walaupun Pak Edi berpenghasilan sedikit tetapi, pak Edi tetap sabar dan selalu ramah terhadap pelanggannya. Tak heran jika Pak Edi mempunyai pelanggan yang cukup banyak. Tetapi pak Kusuma tidak menyukai adanya saingan seperti Pak Edi. “Jika Pak Edi terus-terusan mempunyai pelanggan kita akan bangkrut, karna bakso kita tidak laku” kata Pak Kusuma sambil melihat pak Edi dari jauh. “ Kita harus membuat pelajaran kepada Pak Edi karna sudah merebut pelanggan kita, pak” sahut Bu Sumi istri Pak Kusuma. “ Bagaimana jika kita member racun kedalam bakso bikinan Pak Edi, pasti pelanggan Pak Edi keracunan dan menuduh Pak Edilah yang melakukan semua itu” Tanya Pak Kusuma kepada istrinya sambil berbisik. “Benar pak, Bagaimana jika kita member racun kedalam bakso bikinan Pak Edi, pasti pelanggan Pak Edi keracunan dan menuduh Pak Edilah yang melakukan semua itu” Tanya Pak Kusuma kepada istrinya sambil berbisik. “Benar pak, biar Pak Edi tau rasa, karna sudah macam-macam sama kita , dan biar Pak Edi di usir dari kampung kita, dan tidak aka n ada lagi yang bisa menyaingi bakso buatan kita” sahut istri Pak Kusuma. Saat pak Edi membuat bakso dan mereka menyelinap dan memberi racun kedalam bakso yang dibuat Pak Edi. Saat Pak Edi member bakso ke pelanggan tiba-tiba pelanggan tersebut pingsan dan mulutnya berbusa. Pak Edi pun segera membawa pelanggannya ke Puskesmas terdekat dan ternyata mereka positif mengalami keracunan makanan. “ Astagfirullah” Pak Edi sangat terkejut. Keluarga yang sedang keracunan sudah datang dan meminta pertanggung jawaban kepada Pak Edi, karena mereka berpikir bahwa Pak Edi lah yang meracuni keluarganya sempat masuk rumah sakit. Pak Edi pun bingung harus bagaimana karna belaiu saja harus bekerja keras untuk menafkahi istri dan 3 anaknya ditambah lagi beliau harus membiayai biaya rumah sakit. Beliau sangat sedih “Ya Allah … mengapa begini nasib hambamu ini. baru saja mendapat rezeki tapi engkau ambil lagi” Pak Edi merenungkan nasib dan sambil meneteskan air mata. Pak Edi pun bekerja lebih keras lagi karna beliau mempunyai tanggung jawab membiayai rumah sakit. Pak Edi berjuang secara mati-mayian sedangkan Pak Kusuma malah senang dan menjelek-jelekan nama Pak edi didepan masyarakat supaya nama Pak edi menjadi jelek. Pak Edi masih semangat untuk membuat bakso meskipun beliau selalu di ejek dan di maki-maki teteapi Pak Edi sabar dan lapang dada, Pak Kusuma pun belum puas sebelum Pak Edi diusir dari kampung Siliwangi. Saat Pake Edi membuat bakso pak Kusuma member bubuk racun ke bakso tersebut, dan secara tidak sengaja Pak Effendi melihatnya dan melaporkan Pak Kusuma ke kantor Poilisi. Pak Kusuma pun ditangkap polisi dan istrinya. Dan masyrakat kampung itu pun meminta maaf kepada Pak Edi karena sudah membuat Pak Edi menderita. Pak Edi pun sekarang menjadi sukses dan warung baksonya menjadi restoran yang megah karna dibantu Pak Effendi seorang pengusaha yang juga sudah terkenal itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar